
JAKARTA, 3 MARET 2025 - PT Merdeka Copper Gold Tbk (IDX: MDKA) melaporkan pencapaian operasional yang solid sepanjang kuartal yang berakhir pada 31 Desember 2024. Presiden Direktur PT Merdeka Copper Gold Tbk., Albert Saputro mengatakan, perusahaan mencatat pertumbuhan produksi yang kuat, efisisi biaya, serta berbagai kemajuan strategis.
Tambang Emas Tujuh Bukit menutup tahun dengan produksi sebesar 35.824 ounce emas, dengan total biaya tunai (cash cost) sebesar USD 975/oz dan biaya berkelanjutan menyeluruh (AISC) sebesar USD 1.260/oz. Harga jual rata-rata (ASP) tercatat sebesar USD 2.672/oz.
Sepanjang kuartal ini, sebanyak 29.056 ounce emas telah terjual, menghasilkan pendapatan sebelum diaudit sebesar USD 83,4 juta, termasuk USD 6 juta dari penjualan produk sampingan perak.
Sementara itu, Tambang Tembaga-Pirit Wetar memproduksi 3.419 ton tembaga dengan total cash cost sebesar USD 1,63/lb dan AISC sebesar USD 2,83/lb. ASP tembaga tercatat sebesar USD 4,18/lb. Selama periode ini, sebanyak 3.101 ton tembaga telah terjual dengan pendapatan sebelum diaudit sebesar USD 28,6 juta.
Sepanjang 2024, produksi emas Merdeka mencapai 115.867 ounce, sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan, dengan total cash cost sebesar USD 1.017/oz, AISC sebesar USD 1.337/oz, dan ASP sebesar USD 2.371/oz. Produksi tembaga tahunan mencapai 13.902 ton, berada dalam kisaran panduan 13.500 hingga 14.000 ton.
Tambang Pirit-Tembaga Wetar juga berhasil melampaui panduan biaya tunai dan AISC untuk tahun 2024, dengan biaya tunai sebesar USD 2,63/lb dan AISC sebesar USD 3,58/lb.
Untuk tahun 2025, Merdeka menargetkan produksi emas antara 100.000 hingga 110.000 ounce serta produksi tembaga antara 11.000 hingga 13.000 ton.
Operasional Nikel MBMA Catat Kinerja Positif
PT Merdeka Battery Materials Tbk (IDX: MBMA) melaporkan kinerja operasional yang kuat, didukung oleh produksi yang meningkat dari Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM). Pada kuartal ini, Tambang SCM mencatat produksi sebesar 3,4 juta wet metric ton (wmt) limonit dan 3,0 juta wmt saprolit, meningkat masing-masing sebesar 110% dan 108% secara tahunan (YoY).
Sebanyak 2,01 juta wmt bijih saprolit telah dikirim ke smelter RKEF MBMA, sementara 4,1 juta wmt bijih limonit dijual ke PT Huayue Nickel Cobalt, menghasilkan pendapatan sebelum diaudit sebesar USD 73,2 juta dengan ASP sebesar USD 17,9/wmt.
Fasilitas pemurnian MBMA menghasilkan total 30.716 ton produk nikel, terdiri dari 18.823 ton nikel dalam nickel pig iron (NPI) dan 11.893 ton nikel dalam high-grade nickel matte (HGNM). Penjualan NPI menghasilkan pendapatan sebesar USD 223,8 juta dengan ASP sebesar USD 11.887/t, sementara penjualan HGNM mencapai USD 158,8 juta dengan ASP sebesar USD 13.229/t.
Pada 2025, MBMA menargetkan pengiriman antara 6,0 hingga 7,0 juta wmt bijih saprolit serta penjualan 12,5 hingga 15,0 juta wmt bijih limonit. Selain itu, penjualan nikel diperkirakan berada di kisaran 80.000 hingga 87.000 ton dalam NPI dan 50.000 hingga 55.000 ton dalam HGNM.
MBMA juga mempertimbangkan opsi untuk menghentikan sementara produksi jika margin keuntungan tidak tercapai, hingga harga pasar membaik.
Perkembangan Proyek Strategis
Merdeka terus mendorong pertumbuhan melalui berbagai proyek strategis. Konstruksi di Proyek Emas Pani telah mencapai 33% pada akhir kuartal ini, dengan target operasional pada akhir 2025 dan produksi emas pertama di awal 2026.
Pengembangan Proyek Tembaga Tujuh Bukit juga terus berlangsung, termasuk pengeboran sumber daya, eksplorasi tambang terbuka potensial, serta studi teknis. Studi pra-kelayakan terbaru yang mencakup estimasi cadangan bijih yang lebih besar dan tingkat produksi tambang bawah tanah dengan metode sub-level caving (SLC) sebesar 6Mtpa akan dirilis pada kuartal kedua 2025.
Kegiatan commissioning di Pabrik AIM (Acid, Iron, Metal) juga berjalan dengan baik. Pabrik pirit telah beroperasi penuh, sementara pabrik asam yang mulai beroperasi sejak April 2024 mencatat produksi tertinggi, yakni 164.985 ton asam dan 225.036 ton uap pada kuartal ini.
"Pembangunan pabrik logam klorida telah selesai dan saat ini memasuki tahap commissioning, sementara pabrik katoda tembaga berada di tahap akhir konstruksi dan telah memulai commissioning parsial pada kuartal ini," kata Albert.
Pada Desember 2024, PT ESG New Energy Material (PT ESG) berhasil memproduksi batch pertama Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), menandai pencapaian penting dalam strategi hilirisasi bahan baku baterai MBMA.
"Investasi strategis yang dilakukan Merdeka diharapkan dapat meningkatkan kinerja secara signifikan, terutama dengan dimulainya operasi di dua fasilitas HPAL MBMA serta commissioning Proyek Emas Pani pada akhir 2025. Dengan aset kelas dunia serta komitmen terhadap keberlanjutan dan prinsip ESG, Grup Merdeka semakin memperkuat posisinya sebagai perusahaan tambang terkemuka di Indonesia," ujar Albert.